Rabu, 02 November 2011

ASKEP LUKA BAKAR


KONSEP DASAR LUKA BAKAR
A. Pengertian
Luka bakar  adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Moenajat).

B. Etiologi
Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui konduksi atau radiasi elektromagnitik. Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal :
1.     Panas (misal api, air panas, uap panas)
2.     Radiasi
3.     Listrik
4.     Kimia
5.     Laser
Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa kuat acids atau bases. Luka bakar akibat bahan kimia umumnya disebabkan karena sifat kimiawi bahan tersebut yang tajam dan dapat membakar kulit, seperti [sodium hidroksida], silver nitrate, dan bahan kimia berbahaya lainnya (seperti asam sulfur ataupun asam nitrat). Asam hidroflorik dapat menyebabkan kerusakan tulang, namun jenis kerusakan yang terjadi sulit dibuktikan.

C. Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock ( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang sering terjadi, manisfestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah :

a.      Respon kardiovaskuiler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui kebocoran kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
b.     Efek pada Cairan, Elektrolit, dan Volume Darah
Volume darah yang beredar akan menurun saat terjadi syok luka bakar. Biasanya hiponatremia terjadi, hiperkalemia juga akan dijumpai sebagai akibat dari destruksi sel yang masif. Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan.
c.      Respon Pulmoner
Meskipun tidak terjadi cedera pulmoner, hipoksia dapat dijumpai. Pada luka bakar yang berat, komsumsi oksigen oleh jaringan tubuh pasien akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respons lokal. Untuk memastikan tersedianya oksigen bagi jaringan, mungkin diperlukan suplemen oksigen.
d.     Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka.
e.      Respon Lokal dan Luas Luka Bakar
®    Kedalaman Luka Bakar
Klasifikasi dari derajat luka bakar yang banyak digunakan di dunia medis adalah jenis "Superficial Thickness", dan "Full Thickness" dimana pembagian tersebut didasarkan pada sejauh mana luka bakar menyebabkan perlukaan apakah pada epidermis, dermis ataukah lapisan subcutaneous dari kulit. Pengklasifikasian luka tersebut digunakan untuk panduan pengobatan dan memprediksi prognosis.


1.     Luka bakar derajat I
o   Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
o   Kulit kering, hiperemi berupa eritema
o   Tidak dijumpai bulae
o   Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
o   Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
http://www.klikdokter.com/userfiles/lukabakar.JPG Gbr 1. Luka bakar derajat I
2.     Luka bakar derajat II
o   Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.
o   Dijumpai bulae.
o   Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
o   Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1.1.          Derajat II dangkal (superficial)
o   Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
o   Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
o   Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.

1.2.          Derajat II dalam (deep)
o   Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
o   Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.
o   Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
http://www.klikdokter.com/userfiles/Lukabakar1.JPG Gbr 2. Luka bakar derajat II
3.       Luka bakar derajat III
o   Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
o   Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
o   Tidak dijumpai bulae.
o   Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
o   Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
o   Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
o   Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
http://www.klikdokter.com/userfiles/Lukabakar2.JPG Gbr 3. Luka bakar derajat III
®    Luas Permukaan Tubuh yang Terbakar
Rumus sembilan (Rule of Nine). Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan Rumus Sembilan, merupakan cara yang cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar dengan menggunakan persentase dalam kelipatan sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas.
Metode Lund dan Browder. Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan tubuh yang terbakar dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan memberikan estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar.
Metode Telapak Tangan. Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode ynag dipakai untuk memperkirakan persentase luka bakar adalah metode telapak tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien kurang-lebih sebesar 1 % luas permukaan tubuhnya.



D. Penyimpangan KDM
LUKA BAKAR



Permeabilitas                     Kemungkinan                        Kehilangan
                  Kapiler                            Cedera Inhalasi               Barier Kulit


Perpindahan Na, H2O, protein                         Hipoksemia                                             Respon inflamasi
 
     Ke Interstisial
                                                        Perfusi Jaringan           Disfungsi seluler


   Kurang Volume Cairan
 
 


Hipotermia
 
           



          
Volume darah                          Kerusakan Jaringan                         






Bersikulasi sampai 50%                 Pelepasan histamin, bradikinin,                 karbon monoksida
 Syok luka bakar
                                                                                                            hb-karboksihemoglobin


Respon stres masiv, aktivitas                          Serotin & prostaglandin                               


Kerusakan pertukaran gas
 
Sistem saraf simpatis                                      Merangsang saraf2                       
                                                                     Afferen & nyeri



Perubahan Status Kesehatan



Ansietas

 
                                                  Medulla spinalis                               

                                                  Neospinothalamus
                                                 
                                                  Cortex cerebri

                                                Nyeri dipersepsikan






 Nyeri






E. Komplikasi
§  kelainan pada pernafasan akibat hisapan
§  infeksi, insiden infeksi meingkat sejalan dengan peningkatan luas luka bakar.
§  neurovaskular, terjadi karena luka bakar luas
§  pembentukan jaringan parut yang menyebabkan penurunan aliran darah
F.  Penatalaksanaan
1. Penanggulangan terhadap shock
2. Mengatasi gangguan keseimbangan cairan
®    Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah dimodifikasi yaitu : 24 jam I : Cairan Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB.
a.      ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam kecelakaan).
b.     ½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.
®    24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
®    Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 – 0,5 cc/kg/%).
3.       Mengatasi gangguan pernafasan
4.       Mengataasi infeksi
5.       Eksisi eskhar dan skin graft.
6.       Pemberian nutrisi
7.       Rahabilitasi
8.       Penaggulangan terhadap gangguan psikologis.
G. Pemeriksaan Penunjang
1.   Diagnosa medis
2.   Pemeriksaan dignostik
® laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Thrombosit, Gula darah, Elektrolit, Ureum, Kreatinin, Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, Analisa gas darah (bila diperlukan), dan lain-lain.
® Rontgen : Foto Thorax, dan lain-lain.
® EKG
® CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari 30 % dewasa dan lebih dari 20 % pada anak.
H. Rencana Asuhan Keperawatan
a.   Pengkajian
Pengkajian dari kepala hingga kaki berfokus pada tanda-tanda dan gejala dari penyakit maupun cedera yang menyertai atau komplikasi yang timbul.
Pengkajian terhadap luas luka bakar harus berkesinambungan antara perawat dan dokter untuk mengkaji dalamnya luka bakar serta mengidentifikasi daerah-daerah luka bakar derajat I, II, III.
Pengkajian neurologik berfokus pada tingkat kesadaran pasien, status fisiologik, tingkat nyeri, serta kecemasan dan perilaku pasien. Pemahaman pasien dan keluarganya terhadap cedera serta penanganannya juga perlu di nilai.

b.   Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas b/d keracunan karbon monoksida, inhalasi uap dan obstruksi saluran napas atas.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d edema dan efek dari inhalasi asap.
3. Kurang volume cairan b/d peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari daerah luka bakar.
4. Hipotermia b/d gangguan serta kulit dan luka yang terbuka.
5. Nyeri b/d cedera jaringan serta saraf dan dampak emosional dari luka bakar
6.  Ansietas b/dketakutan dan dampak emosional dari luka bakar.
c.    Perencanaan dan Implementasi